Fajar kini menginjak empat,
Dan malam ketiga berpisah,
Sebak, lembut melambai dari hati,
Yang masih kecil dan rebung
Mulut sedang cuba beribadah,
Kumat kamit merendah diri,
Mengunci benih-benih yang menjengah,
Hati, gamaknya sama,
Menutup kecil-kecil buruk sangka,
Teringat, minta dilupakan,
Terpendam, minta didamaikan,
Terlanjur, minta diampunkan
Moga benarlah ia melupus,
Dengan rahmah dan resah taubah,
Indah nian menangis,
Kerna lebihnya gerun tak tercapai,
Cinta Tuhan Maha Memeluk,
Dibanding geletek rasa sang fitrah
Apa juapun terlintas,
Semahunya biarkan hanya Engkau di sini,
Meniup roh-roh mahu berubah, berhijrah,
Cukuplah dua puluh lima yang tergadah,
Tak pernah ampuh tanpa khasyiatullah
Kebil rayu yang sayu,
Tersenyum kerna masih mampu,
Menjaga jiwa segenap anggota,
Namun masihlah terus ia merintih,
Memohon untuk menangis
Moga akhirnya,
Tersadur hati yang bersih,
Putihnya jernih bersama makna-makna Al-Quran,
Untuk pimpin bahagia untuk ke Sana.
No comments:
Post a Comment